Di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terdapat sebuah situs sejarah yang menjadi saksi bisu masa kolonial Belanda di Indonesia, yaitu Benteng Pendem Van den Bosch, lebih dikenal dengan sebutan Benteng Pendem Ngawi. Benteng ini dibangun pada abad ke-19 dan hingga kini masih berdiri meski sebagian besar sudah ditelan usia. Sebagai salah satu ikon wisata sejarah, Benteng Pendem tidak hanya menyimpan nilai arsitektur kolonial, tetapi juga cerita panjang perjuangan rakyat melawan penjajah.
1. Sejarah Berdirinya Benteng Pendem
Benteng Pendem dibangun pada tahun 1839–1845 oleh pemerintah kolonial Belanda di bawah komando Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Tujuan utama pembangunan benteng adalah untuk memperkuat pertahanan Belanda di wilayah Jawa Timur bagian barat, khususnya menghadapi perlawanan rakyat dan mengamankan jalur perdagangan.
Benteng ini menempati lahan seluas sekitar 15 hektare, di kelilingi parit selebar 5–7 meter yang dulunya di penuhi air sehingga memberikan kesan “pendem” atau tenggelam. Oleh sebab itu, masyarakat setempat menyebutnya sebagai Benteng Pendem.
BACA JUGA : Museum Nasional Jakarta, Menyelami Sejarah Nusantara
2. Arsitektur dan Tata Ruang
Benteng Pendem di rancang dengan gaya arsitektur Eropa klasik abad ke-19 yang kokoh dan simetris. Bangunannya berbentuk persegi empat dengan dinding tebal dari batu bata merah dan campuran kapur.
Beberapa bagian penting dari benteng antara lain:
- Gerbang Utama: Pintu masuk megah dengan lengkung khas arsitektur Belanda.
- Barak Militer: Di gunakan sebagai tempat tinggal serdadu Belanda.
- Gudang Senjata: Menyimpan persenjataan dan logistik militer.
- Ruang Tahanan: Tempat menahan tawanan politik maupun pejuang lokal.
- Parit Pertahanan: Mengelilingi benteng sebagai penghalang musuh.
Meskipun kini sebagian besar bangunan sudah mengalami kerusakan, sisa-sisa arsitektur kolonialnya masih tampak gagah dan memikat wisatawan.
3. Peran dalam Sejarah Ngawi
Benteng Pendem memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah Ngawi. Pada masanya, benteng ini menjadi pusat pertahanan Belanda di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Lokasinya yang strategis di tepi pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun menjadikannya basis militer yang sulit di tembus.
Selain sebagai markas militer, benteng juga di gunakan untuk mengawasi jalur perdagangan hasil bumi seperti beras, kopi, dan tebu. Tidak jarang benteng ini menjadi saksi konflik antara serdadu Belanda dengan rakyat yang menentang kolonialisme.
4. Benteng Pendem Sebagai Destinasi Wisata
Kini, Benteng Pendem telah bertransformasi menjadi destinasi wisata sejarah yang populer di Ngawi. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat melakukan konservasi agar situs ini tetap terjaga.
Pengunjung dapat menikmati pengalaman wisata berikut:
- Menjelajahi reruntuhan benteng sambil mempelajari sejarah kolonial.
- Berfoto di spot instagramable dengan latar dinding bata merah tua.
- Menyusuri parit dan halaman luas yang memberikan nuansa misterius sekaligus eksotis.
- Mengikuti acara budaya yang kerap di gelar di area benteng, seperti festival seni dan pameran sejarah.
Benteng Pendem juga sering dijadikan lokasi penelitian, karya seni, hingga syuting film berkat nuansa klasik yang dimilikinya.
5. Nilai Edukasi dan Budaya
Benteng Pendem tidak hanya menawarkan wisata, tetapi juga edukasi:
- Pelajaran Sejarah: Memberikan pemahaman tentang era kolonial Belanda di Jawa Timur.
- Arsitektur Kolonial: Menjadi contoh nyata warisan bangunan Eropa di Indonesia.
- Identitas Lokal: Menjadi bagian dari narasi perjuangan masyarakat Ngawi dalam menghadapi penjajah.
Dengan mengunjungi benteng ini, generasi muda bisa belajar menghargai sejarah sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa.
6. Tantangan Pelestarian
Sebagai bangunan tua berusia lebih dari 170 tahun, Benteng Pendem menghadapi berbagai tantangan:
- Kerusakan alami akibat cuaca, kelembaban, dan usia material.
- Kurangnya anggaran untuk renovasi menyeluruh.
- Ancaman vandalisme dari pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
Upaya pelestarian terus dilakukan agar situs ini tetap terjaga dan bisa dinikmati generasi mendatang. Dukungan pemerintah, komunitas sejarah, serta kesadaran wisatawan menjadi kunci keberhasilan konservasi.
Kesimpulan
Benteng Pendem Ngawi adalah situs sejarah peninggalan kolonial Belanda yang menyimpan kisah perjuangan, strategi militer, sekaligus warisan arsitektur klasik. Kini, benteng ini menjadi destinasi wisata sejarah yang edukatif, menawarkan pengalaman unik menyusuri jejak masa lalu di tengah suasana eksotis.
Dengan pelestarian yang tepat, Benteng Pendem bukan hanya simbol sejarah Ngawi, tetapi juga aset budaya nasional yang memperkaya identitas Indonesia. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Jawa Timur, menyempatkan diri ke Benteng Pendem akan memberikan pengalaman berharga tentang perjalanan panjang bangsa ini.