Desa Adat Gurusina

Desa Adat Gurusina Flores: Warisan Budaya yang Tetap Hidup

Jalanjalan.it.comDesa Adat Gurusina di Flores menyimpan keindahan budaya tradisional Ngada dengan rumah adat, ritual leluhur, dan pemandangan alam menawan.

Keindahan dan Keunikan Desa Adat Gurusina

Di tengah bentangan alam pegunungan Flores, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah permata budaya yang masih terjaga keasliannya, yaitu Desa Adat Gurusina. Terletak di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, desa ini menjadi salah satu pusat kebudayaan suku Ngada, suku asli Flores yang masih mempertahankan tradisi leluhur mereka secara turun-temurun.

Desa Gurusina bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga cermin kehidupan tradisional masyarakat Flores yang hidup harmonis dengan alam, adat, dan kepercayaan nenek moyang. Begitu menginjakkan kaki di desa ini, pengunjung akan di sambut suasana tenang, udara sejuk pegunungan, serta deretan rumah adat beratap ilalang yang berdiri megah di tengah kampung.


BACA JUGA : Thanksgiving Amerika: Tradisi Bersama Keluarga yang Sarat

Sejarah Singkat Desa Adat Gurusina

Desa Adat Gurusina telah berdiri selama lebih dari 19 generasi, menjadikannya salah satu desa adat tertua di wilayah Ngada. Menurut cerita masyarakat setempat, desa ini di bangun oleh leluhur mereka yang bermigrasi dari wilayah utara Flores dan menetap di dataran tinggi yang subur.

Nama “Gurusina” berasal dari kata dalam bahasa setempat yang berarti “tempat leluhur yang sakral.” Hingga kini, masyarakat Gurusina percaya bahwa roh nenek moyang mereka masih bersemayam di sekitar desa, menjaga dan memberkati kehidupan warga.

Meski sempat di landa kebakaran besar pada tahun 2018 yang menghanguskan sebagian besar rumah adat, semangat masyarakat untuk membangun kembali desa ini tidak pernah padam. Berkat gotong royong dan dukungan pemerintah, Gurusina kini kembali berdiri tegak dengan wajah yang lebih kokoh tanpa kehilangan nilai tradisionalnya.


Arsitektur Rumah Adat Gurusina

Salah satu daya tarik utama desa ini adalah arsitektur rumah adat tradisional Ngada, yang di sebut “Sa’o.”
Setiap rumah adat memiliki bentuk unik dengan makna filosofis mendalam:

  • Atap tinggi menjulang: Melambangkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan para leluhur.
  • Dinding dari kayu dan bambu: Melambangkan kekuatan dan ketahanan hidup masyarakat adat.
  • Tiang penyangga utama (ngadhu dan bhaga): Menjadi simbol leluhur laki-laki dan perempuan, yang di hormati sebagai penjaga keseimbangan kehidupan.

Rumah-rumah adat ini tersusun mengelilingi pelataran tengah yang di sebut “kampung adat”. Ini merupakan tempat di laksanakannya berbagai ritual keagamaan dan kegiatan sosial.


Tradisi dan Upacara Adat

Kehidupan masyarakat Gurusina tidak bisa di lepaskan dari upacara adat yang penuh makna spiritual. Salah satu ritual terpenting adalah “Reba”. Yaitu upacara syukur dan penghormatan kepada leluhur yang di lakukan setiap tahun setelah masa panen.

Dalam upacara ini, masyarakat menari, menyanyi, dan menyajikan makanan tradisional sambil mengenakan pakaian adat khas Ngada. Ritual ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dan roh nenek moyang atas hasil bumi serta kedamaian yang di berikan sepanjang tahun.

Selain Reba, terdapat pula upacara pemanggilan roh leluhur, pemberkatan ladang, dan ritual pembangunan rumah adat yang di lakukan dengan tata cara yang di wariskan turun-temurun. Semua kegiatan tersebut memperlihatkan kearifan lokal yang menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan dunia spiritual.


Nilai Filosofis dalam Kehidupan Masyarakat Gurusina

Masyarakat Gurusina hidup dengan prinsip yang kuat terhadap adat, kebersamaan, dan keseimbangan alam. Setiap tindakan dalam kehidupan mereka memiliki makna filosofis yang terkait dengan ajaran leluhur.

  1. Gotong royong: Semua warga saling membantu dalam membangun rumah, mengolah ladang, atau melaksanakan upacara adat.
  2. Hormat pada alam: Mereka percaya bahwa alam adalah sumber kehidupan yang harus dijaga, bukan dieksploitasi.
  3. Keterikatan pada leluhur: Setiap keputusan penting dalam kehidupan selalu didasari restu dan doa kepada nenek moyang.
  4. Kesederhanaan dan harmoni: Nilai-nilai ini tercermin dalam gaya hidup mereka yang jauh dari hiruk pikuk modernisasi namun tetap bahagia.


Daya Tarik Wisata di Desa Adat Gurusina

Selain nilai budaya yang tinggi, Gurusina juga memiliki daya tarik wisata alam dan edukasi yang luar biasa.

1. Wisata Budaya dan Edukasi

Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat, belajar tentang pembuatan rumah adat, menenun kain tradisional, hingga mengikuti kegiatan ritual (dengan izin tetua adat).

2. Pemandangan Alam Menakjubkan

Desa ini terletak di kawasan pegunungan dengan latar Gunung Inerie, gunung berapi aktif yang menjadi simbol kekuatan spiritual bagi masyarakat Ngada. Pemandangan matahari terbit di antara puncak gunung menjadi salah satu momen yang paling dinanti wisatawan.

3. Kerajinan Tangan dan Tenun Ikat

Masyarakat Gurusina juga dikenal sebagai pengrajin kain tenun ikat tradisional Flores. Setiap motif tenun memiliki makna simbolik, seperti keberanian, kesuburan, dan hubungan dengan leluhur. Kain ini menjadi oleh-oleh khas bagi wisatawan yang berkunjung.


Upaya Pelestarian dan Pengembangan

Pemerintah daerah bersama masyarakat adat terus berupaya menjaga kelestarian Desa Gurusina melalui berbagai program:

  • Revitalisasi rumah adat: Rehabilitasi arsitektur tradisional menggunakan bahan lokal.
  • Pengembangan wisata berkelanjutan: Menjaga keseimbangan antara kegiatan wisata dan pelestarian budaya.
  • Pendidikan budaya bagi generasi muda: Agar nilai-nilai adat tidak hilang di tengah perkembangan zaman.

Desa Gurusina kini menjadi model desa wisata berbasis budaya yang diakui nasional dan menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.


Kesimpulan

Desa Adat Gurusina di Flores bukan sekadar destinasi wisata, melainkan warisan budaya hidup yang menggambarkan harmoni antara manusia, alam, dan leluhur.
Keindahan arsitektur rumah adat, upacara tradisional yang sakral, serta kehidupan masyarakat yang sarat nilai-nilai luhur menjadikan Gurusina sebagai simbol keteguhan identitas budaya Flores.

Bagi siapa pun yang berkunjung, Gurusina menawarkan lebih dari sekadar panorama indah — ia menghadirkan pengalaman spiritual dan pembelajaran tentang makna kehidupan yang sesungguhnya: rasa syukur, kebersamaan, dan cinta pada tradisi.