Jalanjalan.it.com – Jawa Barat memiliki banyak desa adat yang menyimpan kearifan lokal, salah satunya adalah Kampung Cireundeu di Kota Cimahi. Desa ini dikenal unik karena masyarakatnya memiliki tradisi menjadikan singkong sebagai makanan pokok pengganti beras. Tradisi ini bukan sekadar pilihan ekonomi, melainkan filosofi hidup yang diwariskan turun-temurun.
Sejarah dan Lokasi Kampung Cireundeu Cimahi
Kampung Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Nama “Cireundeu” berasal dari pohon rendeu yang dahulu tumbuh subur di kawasan ini. Kampung adat ini telah ada sejak ratusan tahun lalu dan masih mempertahankan berbagai tradisi Sunda.
Masyarakat Cireundeu di kenal sangat menghormati leluhur serta menjunjung tinggi filosofi hidup sederhana, mandiri, dan menyatu dengan alam.
Filosofi Singkong sebagai Makanan Pokok
Hal yang membuat Kampung Cireundeu istimewa adalah pilihan warganya untuk menjadikan singkong sebagai sumber pangan utama. Mereka menyebut olahan singkong sebagai rasi (beras singkong).
Filosofi ini berawal dari keyakinan bahwa ketergantungan terhadap beras membuat masyarakat rentan ketika terjadi krisis pangan. Dengan menjadikan singkong sebagai makanan pokok, mereka menunjukkan kemandirian dan ketahanan pangan.
Beberapa olahan singkong khas Cireundeu antara lain:
- Rasi: beras singkong yang di masak layaknya nasi.
- Tape singkong: singkong yang di fermentasi.
- Gethuk dan peuyeum: makanan tradisional berbahan dasar singkong.
Kehidupan Sosial dan Budaya Kampung Cireundeu Cimahi
Selain filosofi pangan, masyarakat Kampung Cireundeu juga menjaga kearifan lokal dalam kehidupan sosial dan budaya:
- Gotong Royong – setiap kegiatan adat, mulai dari perayaan hingga pembangunan rumah, di lakukan bersama-sama.
- Upacara Adat – masih d ilestarikan, seperti ritual syukuran panen.
- Kepercayaan dan Kearifan Lokal – meskipun mayoritas warganya memeluk agama formal, mereka tetap memegang teguh ajaran leluhur yang menekankan keharmonisan dengan alam.
- Arsitektur Rumah – sebagian rumah tradisional masih menggunakan kayu, bambu, dan atap ijuk atau rumbia.
Daya Tarik Wisata
Kampung Cireundeu kini menjadi destinasi wisata budaya yang banyak di kunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Beberapa daya tariknya antara lain:
- Wisata Edukasi Pangan: pengunjung dapat belajar mengolah singkong menjadi rasi dan makanan khas lainnya.
- Wisata Alam: kampung ini di kelilingi hutan dan perbukitan yang asri.
- Wisata Budaya: wisatawan bisa menyaksikan langsung upacara adat dan kehidupan sehari-hari warga.
- Wisata Sejarah: mengenal jejak perjuangan masyarakat Sunda dalam menjaga identitas dan kemandirian.
Pentingnya Pelestarian
Sebagai desa adat, Kampung Cireundeu menghadapi tantangan modernisasi. Namun, masyarakatnya berkomitmen untuk menjaga tradisi. Pemerintah daerah juga mendukung dengan menjadikannya destinasi wisata budaya sekaligus pusat edukasi ketahanan pangan.
Pelestarian Kampung Cireundeu penting karena mengajarkan nilai kemandirian, cinta lingkungan, dan kebersamaan. Tradisi ini juga bisa menjadi contoh solusi ketahanan pangan di tengah perubahan iklim dan ketergantungan terhadap beras.
Kesimpulan
Kampung Cireundeu Cimahi adalah simbol kearifan lokal Sunda yang unik dengan tradisi menjadikan singkong sebagai makanan pokok. Selain menjadi desa adat yang mempertahankan budaya leluhur, Cireundeu juga menawarkan pengalaman wisata edukatif, budaya, dan alam yang memikat.
Dengan menjaga warisan leluhur, Kampung Cireundeu tidak hanya mempertahankan identitas, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kemandirian pangan dan hidup harmonis dengan alam.