Jalanjalan.it.com – Temukan sejarah, keunikan, dan makna spiritual Pura Besakih, pura terbesar dan tertua di Bali.
1. Pendahuluan
Bali di kenal sebagai Pulau Dewata, tempat di mana budaya, keindahan alam, dan spiritualitas berpadu sempurna. Di antara ribuan pura yang tersebar di pulau ini, Pura Besakih menempati posisi tertinggi — baik secara geografis maupun spiritual. Di kenal sebagai “Pura Agung Besakih”, kompleks suci ini merupakan pura terbesar, tertua, dan paling sakral di Bali, serta menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Hindu Bali.
Terletak di lereng barat daya Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali, Pura Besakih bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
BACA JUGA : Desa Adat Betang Toyoi: Warisan Budaya Dayak yang Menawan
2. Sejarah Singkat Pura Besakih
Asal-usul Pura Besakih di percaya telah ada sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu, bahkan sebelum masuknya pengaruh Hindu secara penuh di Bali. Catatan tertua mengenai pura ini di temukan dalam Prasasti Blanjong yang berasal dari abad ke-10 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Sri Kesari Warmadewa.
Menurut kepercayaan masyarakat Bali, pendiri Pura Besakih adalah Rsi Markandeya, seorang pertapa suci dari Jawa Timur yang datang ke Bali sekitar abad ke-8. Dalam perjalanan spiritualnya, beliau mendapatkan wahyu untuk mendirikan tempat pemujaan di lereng Gunung Agung. Di sanalah kemudian berdiri kompleks suci yang kini di kenal sebagai Pura Besakih.
Seiring waktu, Pura Besakih berkembang menjadi kompleks besar dengan lebih dari 80 pura kecil yang saling terhubung, menjadikannya pusat pemujaan utama bagi umat Hindu di Bali.
3. Struktur dan Arsitektur Pura Besakih
Pura Besakih terdiri dari satu pura utama bernama Pura Penataran Agung Besakih, yang di kelilingi oleh banyak pura pendamping. Setiap pura memiliki fungsi dan makna spiritual yang berbeda, namun semuanya terhubung secara simbolis dan filosofis.
Arsitektur Pura Besakih mencerminkan prinsip Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Bangunan-bangunannya menggunakan batu hitam vulkanik dan di hiasi dengan ukiran khas Bali yang rumit dan penuh makna.
Setiap pura di dalam kompleks ini memiliki meru, yaitu menara bertingkat yang melambangkan tempat bersemayamnya dewa-dewa. Semakin tinggi jumlah atap meru, semakin tinggi pula tingkat kesuciannya. Pura Penataran Agung Besakih memiliki meru bertingkat sebelas, yang di persembahkan untuk Dewa Siwa sebagai manifestasi tertinggi dari Tuhan.
4. Makna Spiritual dan Keagamaan
Bagi umat Hindu di Bali, Pura Besakih memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Pura ini dianggap sebagai “Ibu dari semua pura di Bali” (Mother Temple). Setiap tahun, ribuan umat dari berbagai daerah datang untuk melakukan upacara keagamaan dan memohon berkah keselamatan, kemakmuran, serta keseimbangan hidup.
Salah satu upacara terbesar yang diadakan di sini adalah Upacara Eka Dasa Rudra, yang dilaksanakan setiap seratus tahun sekali. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan dunia dan menjaga keseimbangan kosmis. Terakhir kali upacara ini dilakukan pada tahun 1979, dihadiri oleh ribuan umat dan pemimpin spiritual dari berbagai daerah.
Selain itu, hampir setiap bulan diadakan berbagai ritual persembahyangan sesuai dengan kalender Bali (Wuku), menjadikan Pura Besakih selalu hidup dengan aktivitas spiritual yang penuh warna dan makna.
5. Pura Besakih dan Keindahan Alam Sekitarnya
Selain nilai spiritualnya, Pura Besakih juga menawarkan keindahan alam yang menakjubkan. Dari kompleks pura, pengunjung dapat menikmati pemandangan lereng Gunung Agung yang megah serta hamparan sawah dan perbukitan hijau yang membentang hingga ke laut.
Udara sejuk pegunungan dan suasana mistis membuat setiap kunjungan terasa sakral dan menenangkan. Tidak heran, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara datang ke sini bukan hanya untuk berwisata, tetapi juga untuk mencari ketenangan batin.
6. Peran Pura Besakih dalam Kehidupan Masyarakat Bali
Pura Besakih tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga pusat identitas budaya masyarakat Bali. Segala kegiatan adat, upacara keagamaan, hingga penentuan hari-hari suci dalam kalender Bali banyak merujuk pada aktivitas di pura ini.
Bagi masyarakat sekitar, menjaga kesucian dan kebersihan Pura Besakih adalah bentuk pengabdian dan rasa syukur kepada leluhur. Mereka meyakini bahwa keberadaan pura ini menjaga keseimbangan antara alam dan manusia — prinsip utama dalam falsafah hidup orang Bali.
7. Kesimpulan
Pura Besakih adalah mahakarya spiritual dan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali dan Indonesia. Dengan sejarah yang panjang, arsitektur yang megah, serta nilai religius yang mendalam, Pura Besakih tidak hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol kesatuan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Mengunjungi Pura Besakih berarti menyelami warisan suci yang telah dijaga selama berabad-abad. Di sini, setiap batu, setiap pahatan, dan setiap upacara mengajarkan tentang harmoni, kedamaian, dan penghormatan kepada kehidupan.